Kamis, 02 Juni 2011

INDIKATOR PERMASALAHAN KESPRO WANITA


Indikator-indikator permasalahan kesehatan reproduksi wanita di Indonesia antara lain:
  1. Jender, adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin menurut budaya yang berbeda-beda. Jender sebagai suatu kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dan karena peran jender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan wanita juga berbeda-beda.
  2. Kemiskinan, antara lain mengakibatkan:
    • Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi
    • Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan yang tidak layak.
    • Tidak mendapatkan pelayanan yang baik.
  3. Pendidikan yang rendah.
Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi tergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam hal ini bukan indikator kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga jender berpengaruh pula terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya. Minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat mencari liang, merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil keputusan dalam keluarga dan masyarakat.
  1. Kawin muda
Di negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada wanita masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini banyak kebudayaan yang menganggap kalau belum menikah di usia tertentu dianggap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung jawabnya dan diserahkan anak wanita tersebut kepada suaminya. Ini berarti wanita muda hamil mempunyai resiko tinggi pada saat persalinan. Di samping itu resiko tingkat kematian dua kali lebih besar dari wanita yang menikah di usia 20 tahunan. Dampak lain, mereka putus sekolah, pada akhirnya akan bergantung kepada suami baik dalam ekonomi dan pengambilan keputusan.
  1. Kekurangan gizi dan Kesehatan yang buruk.
Menurut WHO di negara berkembang terrnasuk Indonesia diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang gizi pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Jika pun berkecukupan, budaya menentukan bahwa suami dan anak laki-laki mendapat porsi yang banyak dan terbaik dan terakhir sang ibu memakan sisa yang ada. Wanita sejak ia mengalami menstruasi akan membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pria untuk mengganti darah yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria. Di samping itu wanita juga membutuhkan zat yodium lebih banyak dari pria, kekurangan zat ini akan menyebabkan gondok yang membahayakan perkembangan janin baik fisik maupun mental. Wanita juga sangat rawan terhadap beberapa penyakit, termasuk penyakit menular seksual, karena pekerjaan mereka atau tubuh mereka yang berbeda dengan pria. Salah satu situasi yang rawan adalah, pekerjaan wanita yang selalu berhubungan dengan air, misalnya mencuci, memasak, dan sebagainya. Seperti diketahui air adalah media yang cukup berbahaya dalam penularan bakteri penyakit.
  1. Beban Kerja yang berat.
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu.

Jumat, 27 Mei 2011

KB KONTRASEPSI IMPLANT


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh
Alhamdulillahirabbbil alamin,segala puji bagi Allahyang telah menurunkan alQuran sebagai pedoman AlQuran sebagai pedoman hidup kita dan juga marilah kita bersukur kepada Allah yang telah memberikan hidup yang begitu indah.
Kemudian salawat beriringan salam tak bosan-bosannya kita sanjungkan kepada Nabi besar kita yakni Muhammad SAW, karna berkat perjuangan beliau kita bisa merasakan nikmatnya alam yang penuh keislaman seperti sekarang ini.
Syukur Alhamdullilah akhirnya dengan izin Allah kami selaku penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang “KONTRASEPSI IMPLANT” . dan terima kasih kami ucapkan kepada ibuk SUNESNI S.SiT yang telah membimbing kami sehingga tersusunnya makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari segi menyusun isi maupun pembahasannya, maka dari itu kami selaku penyusun sangat berharap agar memberikan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.

Padang,           Maret 2011
Penulis


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii           BAB I PENDAHULUAN
            1.1 latar belakang masalah........................................................................................ 1
1.2 rumusan masalah................................................................................................. 1
1.3 tujuan penulisan.................................................................................................. 2
1.4 metode pengumpulan data.................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Pengertian........................................................................................................... 4
            2.2 jenis implan......................................................................................................... 4
            2.3 mekanisme........................................................................................................... 5
            2.4 efektifitas............................................................................................................ 7
            2.5 indikasi…………………………………………………………………............ 8
            2.6 kontra indikasi……………………………………………………………          9

BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan......................................................................................................... 11
3.2 saran................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Pada zaman yang serba canggih seperti saat sekarang ini, pemerintah juga sudah mencanangkan Keluarga Berencana. Hal ini di karenakan sudah padatnya penduduk, dan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat, status ekonomi yang banyak semakin rendah, banyaknya anak- anak terlantar yang tidak lagi di urus oleh negara padahal itu adalah tanggung jawab negara. Jadi untuk menekan populasi hidup maka pemerintah menggalakkan KB ini “punya anak 2 sudah cukup”. Jadi dengan keluarga kecil saja kita juga dapat berbahagia. Dan juga kurangnya pengetahuan ibu- ibu untuk memilih mana Kontrasepsi yang cocok untuk dirinya maka sebagai seorang bidan kita harus punya skil tentang kontrasepsi yang aman untuk pasangan.

1.2  RUMUSAN MASALAH
·         Jelaskan apa itu kontrasepsi implan?
·         Jelaskan apa isi dari kontrasepsi implan tersebut?
·         Apa- apa saja jenis kontrasepsi yang beredar di pasaran?
·         Bagaimana cara kerja kontrasepsi implant tersebut?
·         Kapan kah pemberian kontrasepsi implan yang cocok tersebut?kapan waktu yang cocok dan bagaimana cara pemberiannya.
1.3  TUJUAN PENULISAN
·         Memenuhi tugas Pelayanan KB
·         Agar mahasiswi kebidanan dapat memberikan asuhan tentang kontrasepsi implan.
1.4  METODE PENGUMPULAN DATA
·         Studi Pustaka



BAB II
ISI
A.     Pengertian Implant
      Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).
      Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang mengandung hormon progestin. Setelah bidan mematikan rasa di kulit dengan menggunakan anastetik, kemudian alat seperti jarum (trocar) digunakan untuk menempatkan implan di bawah kulit pada lengan bagian atas. Pemasangan implan tidak memerlukan jahitan pada kulit. Secara perlahan, implan akan melepaskan progestin ke dalam aliran darah. Implan efektif digunakan selama 3 tahun.
B.      Jenis Implant
      Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2006) adalah sebagai berikut :
a.       Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b.      Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg  ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c.       Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
C.     Mekanisme Kerja
      Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel yang dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerjanya menurut Manuaba  adalah
1) Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi.
2) Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa.
3) Menipiskan endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat nidasi.
D.    Efektifitas Implant
      Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :
a.       Angka kegagalan norplant kurang 1 per 100 wanita pertahun dalam lima tahun pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier.
b.      Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3 % akseptor menjadi hamil.
c.       Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %. Penyebabnya belum jelas, disangka terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya.
E.      Indikasi
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :
a.       Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
b.      Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
c.       Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d.      Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e.       Perempuan pasca persalinan.
f.       Perempuan pasca keguguran.
g.      Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
h.      Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
i.        Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
F.      Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah sebagai berikut :
a.       Perempuan hamil atau diduga hamil.
b.      Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyababnya.
c.       Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
d.      Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
e.      Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
G.     Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2006) adalah :
a.        Keuntungan kontrasepsi yaitu :
a) Daya guna tinggi.
b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e) Bebas dari pengaruh estrogen.
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g) Tidak mengganggu ASI.
h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
b.      Keuntungan non kontrasepsi yaitu :
a) Mengurangi nyeri haid.
b) Mengurangi jumlah darah haid
c) Mengurangi/memperbaiki anemia.
d) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
e) Menurunkan angka kejadian kelainan anak payudara.
f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang pangul.
g) Menurunkan angka kejadian endometriosis.
h. Kerugian
H.    Kerugian implant
Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
a.       Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b.      Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan implant.
c.       Biaya Lebih mahal.
d.      Sering timbul perubahan pola haid.
e.       Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
f.       Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang mengenalnya.
g.      Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
I.       Cara pemasangan
Menurut Manuaba teknik pemasangan implant adalah sebagai berikut:
a.       Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat (apabila terdiri dari 6 kapsul buah seperti kipas terbuka).
b.      Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan likokain 2%.
c.       Dibuat insisi kecil, sehingga trokar dapat masuk.
d.      Trokar ditusukkan subkutan sampai batasnya.
e.       Kapsul dimasukkan ke dalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai terasa ada tahanan.
f.       Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik ke luar.
g.      Untuk menyakinkan bahwa kapsul telah di tempatnya, alat pendorong dimasukkan sampai terasa tidak ada tahanan.
h.      Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplas (band aid). Teknik ini berlaku untuk semua jenis implant.
i.         Efek samping / Komplikasi dan cara Penanggulangannya
J.       Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa efek samping / komplikasi dan cara penanggulangannya adalah sebagai berikut :
a.        Amenorea
                                                  i.      Pastikan hamil atau tidak hamil, bila tidak hamil tidak memerlukan penanganan khusus, khusus konseling saja.
                                                ii.      Bila klien tetap saja tidak menerima, angkat implant dan angjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
                                              iii.      Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilannya, cabut implant dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga kehamilan ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk memancing timbulnya perdarahan.
b.      Perdarahan, bercak (spotting) ringan
                                                  i.      Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun pertama.
                                                ii.      Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun.
                                              iii.      Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil kombinasi habis.
                                              iv.      Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg estinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
c.        Ekspulasi
                                                  i.      Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul lain masih di tempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
                                                ii.      Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
                                              iii.      Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
d.       Infeksi pada daerah insersi
                                                  i.      Bila terjadi infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari.
                                                ii.      Implant jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu.
                                              iii.      Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru. Pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain.
                                              iv.      Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus keluar, cabut implant lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
e.       Berat badan naik / turun
                                                  i.      Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.
                                                ii.      Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari metode lain.












BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Salah satu Metode Kontrasepsi Efektif adalah Implant. Implant atau yang lebih dikenal dengan KB Susuk sejak tahun 1981 telah mulai diteliti dan dikembangkan di Indonesia. Di luar negeri, cara baru Implant telah diuji coba klinik secara baik dan teliti, lalu dipakai sebagai kontrasepsi sejak tahun 1972. di berbagai negara di dunia sejak tahun 1981 Implant telah dipakai lebih dari 10 ribu wanita dan mulai dapat diterima oleh masyarakat. Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam, berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang korek api dimana dalam setiap kapsul berisi hormon levonorgestril yang dapat mencegah terjadinya kehamilan. Implant mempunyai cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan selaput lendir endometrium tidak siap untuk nidasi / menerima pembuahan, mempertebal lendir serviks / rahim dan menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir dengan tingkat keberhasilan efektivitas implant 97 – 99 %.













DAFTAR ISI

Prof. dr. Abdul Bari Saifudin, SpOG(K). 2006. MPH. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta. Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.

BKKBN, 2006. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implant/Susuk KB).

Departemen Kesehatan RI, 1996. Buku Pedoman Fasilitas Pelayanan Keluarga Berencana.

Hartanto, Hanafi. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Manuaba, Gde, Bagus Ide. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta